Kamis, 26 Desember 2013

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Realitas globalisasi dan modernisasi dilengkapi dengan perkembangan teknologi yang begitu pesatnya, diakui atau tidak telah memberi dampak negatif yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan dampak positif yang ditimbulkan terhadap perkembangan para generasi bangsa ini. Tujuan pendidikan Nasional sebagaimana telah diamanatkan oleh Undang Undang Dasar 1945 adalah sebagai upaya mencerdaskan generasi-generasi bangsa yang nantinya akan menjadi penerus perjuangan generasi terdahulu dalam mengisi kemerdekaan bangsa Indonesia menuju bangsa yang berbudi luhur dan berkesejahteraan sosial.
Namun demikian, untuk mencapai tujuan pendidikan sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945 diatas, bukanlah merupakan suatu hal yang mudah untuk diraih. Dampak negatif dari globalisasi, modernisasi dan perkembangan teknologi yang begitu pesatnya terhadap perkembangan generasi-generasi bangsa ini tentunya bukan merupakan rahasia lagi. Hampir setiap hari masyarakat di seluruh pelosok Indonesia disuguhi dengan informasi-informasi mengenai pelajar yang membolos sekolah dan keluyuran di jalanan atau berada di tempat penyewaan PS (Play Station), pelajar yang terlibat perkelahian, pelajar yang terlibat perilaku seks bebas, pelajar yang terlibat penyalahgunaan narkoba dan masih banyak lagi.
Realitas perilaku para pelajar sebagaimana telah digambarkan di atas, jelas sangat menuntut keterampilan para tenaga pendidik dalam memahami perkembangan psikologis, kognitif, afektif, dan psikomotorik para pelajar jika menginginkan para pelajar tersebut tidak gagal di bangku sekolah dan tidak kehilangan masa depan mereka. Di sinilah pentingnya penguasaan psikologi pendidikan bagi para tenaga pendidik. Guru dalam menjalankan perannya sebagai pendidik bagi peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya, terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana kontribusi Psikologi pendidikan bagi pengembangan kurikulum?
2.      Bagaimana kontribusi Psikologi pendidikan bagi program pendidikan?
3.      Bagaimana kontribusi Psikologi pendidikan bagi sistem pembelajaran?
4.      Bagaimana kontribusi Psikologi pendidikan bagi sistem evaluasi?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui bagaimana kontribusi Psikologi pendidikan bagi pengembangan kurikulum.
2.      Menjelaskan kontribusi pendidikan seperti apa yang mempengeruhi program pendidikan dan sistem pembelajaran.
3.      Untuk menjelaskan bagaimana kontribusi Psikologi pendidikan bagi sistem evaluasi.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Psikologi Pendidikan
Psikologi Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari  tentang perilaku manusia di dalam dunia pendidikan yang meliputi  studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia yang tujuannya untuk mengembangkan dan meningkatkan keefisien di dalam pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar. Dari dua definisi ini maka jelas fokus dari psikologi pendidikan adalah proses belajar mengajar.
Prof. Dr. Sudarwan Danim dan Dr. H. Khairil (2010) mengemukakan bahwa Psikologi pendidikan adalah aplikasi dari Psikologi dan metode psikologis dalam proses pendidikan bagi pertumbuhan dan perkembangan siswa, memahami hereditas dan lingkungan, perbedaan individual siswa, potendi dan karakteristik tingkah laku siswa, pengukuran proses dan hasil pendidikan  dan pembelajaran, kesehatan mental dan motivasi serta disiplin lain yang relevan.
Dariyanto S.S, Kamus Bahasa Indonesia, (1997), pengajaran adalah proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan perihal mengajar, segala sesuatu mengenai mengajar, peringatan (tentang pengalaman, peristiwa yang dialami atau dilihatnya). Pengajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Pengajaran juga diartikan sebagi interaksi belajar dan mengajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses yang saling mempengaruhi antara guru dan siswa.
Pendidikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku, tidak akan mungkin dapat dilepaskan dari psikologi. Karena dalam pendidikan berhubungan erat dengan manusia. Jika kita membicarakan tentang manusia, maka akan banyak ilmu pengetahuan yang muncul berkaitan dengan eksistensi manusia.

B.     Kontribusi Psikologi pendidikan bagi pengembangan kurikulum
Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yaitu curriculae, artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu pengertian kurikulum adalah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah.
a.       Kurikulum memuat isi dan materi pembelajaran. Kurikulum ialah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan.
b.      Kurikulum sebagai rencana pembelajaran. Kurikulum adalah pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa.
c.       Kurikulum sebagai pengalaman belajar. Pengertian ini menunjukkan bahwa kegiatan-kegiatan kurikulum tidak terbatas dalam ruang saja melainkan mencakup juga kegiatan-kegiatan diluar kelas.
Pengembangan kurikulum berlandaskan faktor-faktor sbg berikut :
1.      Tujuan filsafat dan pendidikan nasional yang dijadikan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan institusional yang pada gilirannya menjadi landasan dalam merumuskan tujuan kurikulum suatu pendidikan
2.      Social budaya dan agama yang berlaku dimasyarakat kita
3.      Perkembangan peserta didik, yang menunjukkan pada karakteristik peserta didik
4.      Keadaan lingkungan, yang dalam arti luas meliputi lingkungan manusiawi (interpersonal), lingkungan kebudayaan termasuk iptek (cultural), dan lingkungan hidup (bioekologi) serta lingkungan alam(geoekologis).
5.      Kebutuhan pembangunan yang mencakup kebutuhan pembangunan dibidang ekonomi, kesejahteraan rakyat, hokum, hankam, dan sebagainya
6.      Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan sistem nilai dan  kemanusiawian serta budaya bangsa.

Kajian psikologi pendidikan dalam kaitannya dengan pengembangan kurikulum pendidikan terutama berkenaan dengan pemahaman aspek-aspek perilaku dalam konteks belajar mengajar. Terlepas dari berbagai aliran psikologi yang mewarnai pendidikan, pada intinya kajian psikologis ini memberikan perhatian terhadap bagaimana in put, proses dan out pendidikan dapat berjalan dengan tidak mengabaikan aspek perilaku dan kepribadian peserta didik.
Secara psikologis, manusia merupakan individu yang unik. Dengan demikian, kajian psikologis dalam pengembangan kurikulum seyogyanya memperhatikan keunikan yang dimiliki oleh setiap individu, baik ditinjau dari segi tingkat kecerdasan, kemampuan, sikap, motivasi, perasaaan serta karakterisktik-karakteristik individu lainnya.
Kurikulum pendidikan seyogyanya mampu menyediakan kesempatan kepada setiap individu untuk dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya, baik dalam hal subject matter maupun metode penyampaiannya.
Secara khusus, dalam konteks pendidikan di Indonesia saat ini, kurikulum yang dikembangkan saat ini adalah kurikulum berbasis kompetensi, yang pada intinya menekankan pada upaya pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus memungkinkan seseorang menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu.
Dengan demikian dalam pengembangan kurikulum berbasis kompetensi, kajian psikologis terutama berkenaan dengan aspek-aspek:
1.      Kemampuan siswa melakukan sesuatu dalam berbagai konteks
2.      Pengalaman belajar siswa
3.      Hasil belajar
4.      Standarisasi kemampuan siswa
C.     Konstribusi Psikologi Pendidikan Bagi Pengembangan Program Pendidikan
Pendidikan bukan hanya bermaksud mengembangkan individu sebagai individu, melainkan juga dalam pola kehidupan masyarakat.
Salah satu cara yang patut ditempuh adalah melalui sistem kelompok. Kelompok tersebut harus stabil, tahan lama, dapat dinilai secara teliti, memberi sumbangan bagi kemajuan pendidikan anak, dan dapat diterima dalam masyarakat.
Berikut ini adalah beberapa jenis program pendidikan :
1.      Program Pendidikan Bagi Anak Daerah Terpencil
Sistem pembelajaran harus ditempuh dengan prosedur tersendiri yang memungkinkan mereka belajar. Dengan kata lain, mungkin prinsip-prinsip belajar dan penerapan teori belajar tertentu perlu bagi dan dibutuhkan oleh kelompok anak-anak ini. Secara spesifik dapat dipikirkan peinsip-prinsip belajar apa yang seyogyanya diterapkan dalam rangka program pembelajaran jarak jauh, atau sistrem pembelajaran pamong, atau sistem lain yang lebih serasi dan relevan dengan kebutuhan, kondisi dan tingkat perkembangan anak.
2.      Program Pendidikan Bagi Anak Keterbelakangan Mental
Marion J. Ericson mengemukakan bahwa masalah yang dihadapi adalah bagaimana menyelenggarakan pendidikan anak-anak yang terbelakang mental melalui program pendidikan sekolah umum.
Penyelenggaraan pendidikan bagi anak-anak keterbelakangan mental bertujuan merealisasikan sendiri perkembangan perseorangan, mengerti hubungan manusiawi sebagai anggota keluarga dan masyarakat, tanggung jawab sosial didaerah, nasional, dan bangsa, efeisensi ekonomi sebagai penghasil dan konsumen. Tiga jenis program pendidikan yaitu :
a.       Kelas khusus
b.      Pelayanan konsultasi
c.       Sekolah biasa secara regular
3.      . Program Pendidikan untuk Anak Berbakat
Virget S. Ward menjelaskan bahwa pendidikan bagi anak-anak yang berbakat perlu perhatian yang seksama. Selama ini sistem pendidikan kita bagi anak-anak yang berbakat ini. Ketidak pedulian ini dapat dianggap sebagai suatu kegagalan dalam pendidikan. Virget menyatakan :
a.       Diperlukan program khusus untuk anak yang berbakat.
b.      Dibutuhkan teori tentang pengalaman pendidikan, mana praktek pendidikan yang berhasil dan mana praktek pendidikan yang gagal untuk anak-anak berbakat


D.    Kontribusi Psikologi Pendidikan terhadap Sistem Pembelajaran
Kajian psikologi pendidikan telah melahirkan berbagai teori yang mendasari sistem pembelajaran. Kita mengenal adanya sejumlah teori dalam pembelajaran, seperti : teori classical conditioning, connectionism, operant conditioning, gestalt, teori daya, teori kognitif dan teori-teori pembelajaran lainnya. Terlepas dari kontroversi yang menyertai kelemahan dari masing masing teori tersebut, pada kenyataannya teori-teori tersebut telah memberikan sumbangan yang signifikan dalam proses pembelajaran.
Di samping itu, kajian psikologi pendidikan telah melahirkan pula sejumlah prinsip-prinsip yang melandasi kegiatan pembelajaran Nasution (Daeng Sudirwo,2002) mengetengahkan tiga belas prinsip dalam belajar, yakni :
1.      Agar seorang benar-benar belajar, ia harus mempunyai suatu tujuan
2.      Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya dan bukan karena dipaksakan oleh orang lain.
3.      Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesulitan dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga baginya.
4.      Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya.
5.      Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya pula hasil sambilan.
6.      Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan.
7.      Seseorang belajar sebagai keseluruhan, tidak hanya aspek intelektual namun termasuk pula aspek emosional, sosial, etis dan sebagainya.
8.      Seseorang memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain.
9.      Untuk belajar diperlukan insight. Apa yang dipelajari harus benar-benar dipahami. Belajar bukan sekedar menghafal fakta lepas secara verbalistis.
10.  Disamping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya, seseorang sering mengejar t.ujuan-tujuan lain.
11.  Belajar lebih berhasil, apabila usaha itu memberi sukses yang menyenangkan.
12.  Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh pemahaman.
13.  Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk belajar.


E.     Kontribusi Psikologi Pendidikan terhadap Sistem Evaluasi
Menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur untuk memperoleh kesimpulan. Evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktifitas secara spontan dan incidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas. Pendapat dan keputusan tentu saja kan dipengaruhi oleh kesan pribadi dan sistem-nilai yang ada pada si pembuat keputusan (Sumandi Suryabrata, 1983 : 33).
Evaluasi pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan guna memahami seberapa jauh tingkat keberhasilan pendidikan. Melaui kajian psikologis kita dapat memahami perkembangan perilaku apa saja yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pendidikan atau pembelajaran tertentu.
Tujuan dan fungsi evaluasi dalam pendidikan
Dr. muchtar buchori M.Ed., mengemukakan bahwa tujuan khusus evaluasi pendidikan ada 2 yaitu :
1.      Untuk mengetahui kemajuan belajar peserta didik setelah ia menyadari pendidikan selama jangka waktu tertentu.
2.      Untuk mengetahui tingkat efisien metode metode pendidikan yang dipergunakan pendidikan selama jangka waktu tertentu tadi.
Secara umum evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses seperti yang telah dikemukakan dalam pembicaraan yang terdahulu, evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk mengukur dan selanjutnya menilai, sampai kemanakah tujuan yang telah dirumuskan sudah dapat dilaksanakan. Evaluasi yang dilaksanakan secara berkesinambungan, akan membuka peluang bagi evaluator untuk membuat perkiraan, mapakah tujuan yang telah dirumuskan akan dapat dicapai pada waktu yang telah ditentukan, ataukah tidak. Kegitan evaluasi yang tidak menghasilkan titik tolak untuk perbaikan adalah hampa dan tidak ada artinya sama sekali.
Ada lima tahap dalam merencanakan dan menyusun tes sehingga menjadi tes yang baik dan dapat dibakukan. Yaitu :
1.      Pengembangan spesifikasi tes
2.      Penulisan soal
3.      Penelaahan soal
4.      Pengujian butir-butir soal secara empiric
5.      Administrasi tes bentuk akhir untuk tujuan-tujuan pembakuan.
Di samping itu, kajian psikologis telah memberikan sumbangan nyata dalam pengukuran potensi-potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik, terutama setelah dikembangkannya berbagai tes psikologis, baik untuk mengukur tingkat kecerdasan, bakat maupun kepribadian individu lainnya.Kita mengenal sejumlah tes psikologis yang saat ini masih banyak digunakan untuk mengukur potensi seorang individu, seperti Multiple Aptitude Test (MAT), Differensial Aptitude Tes (DAT), EPPS dan alat ukur lainnya.
Evaluasi yang akan dilaksanakan harus memenuhi persyaratan atau kriteria sebagai berikut :
1.      Memiliki validitas
2.      Mempunyai realibilitas
3.      Objektivitas
4.      Efisien
5.      Kegunaan / kepraktisan
Pemahaman kecerdasan, bakat, minat dan aspek kepribadian lainnya melalui pengukuran psikologis, memiliki arti penting bagi upaya pengembangan proses pendidikan individu yang bersangkutan sehingga pada gilirannya dapat dicapai perkembangan individu yang optimal.
Oleh karena itu, betapa pentingnya penguasaan psikologi pendidikan bagi kalangan guru dalam melaksanakan tugas profesionalnya.













BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pendidikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku, sekaligus juga proses interaksi antara peserta didik dan pendidik dalam suatu lingkungan tertentu. Senantiasa tidak bisa dipisahkan dari psikologi. Karena memang obyek dari pendidikan itu sendiri adalah individu manusia yang memiliki perilaku, karakteristik dan kemampuan yang berbeda satu sama lain. Di sinilah peran penting psikologi sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Oleh karena itu, wajib bagi suatu lembaga yang mencetak kader-kader pendidik/guru untuk memberikan ilmu pengetahuan psikologi kepada mereka calon pendidi tersebut.
B.     Saran
Adapun untuk para pendidik/guru sudah selayaknya menguasai ilmu psikologi ini, agar dalam proses belajar mengajar bisa meminimalisir kegagalan dalam penyampaian materi pelajarannya. Walaupun demikian, perlu disadari bahwa psikologi pendidikan bukan merupakan satu-satunya syarat untuk mempersiapkan dan menjadikan seseorang bisa menjadi pendidik/guru yang baik. Sebab, masih cukup banyak persyaratan lainnya, antara lain, bakat, minat, komitmen, motivasi dan latihan serta penguasaan metodologi pengajaran.






MAKALAH GEOGRAFI EKONOMI : TOPOGRAFI DANAU


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Danau adalah sejumlah air (tawar atau asin) yang terakumulasi di suatu tempat yang cukup luas, yang dapat terjadi karena mencairnya gletser, aliran sungai, atau karena adanya mata air. Biasanya danau dapat dipakai sebagai sarana rekreasi, dan olahraga. Danau adalah cekungan besar di permukaan bumi yang digenangi oleh air bisa tawar ataupun asin yang seluruh cekungan tersebut dikelilingi oleh daratan. Kebanyakan danau adalah air tawar dan juga banyak berada di belahan bumi utara pada ketinggian yang lebih atas. Sebuah danau periglasial adalah danau yang di salah satunya terbentuk lapisan es, "ice cap" atau gletser, es ini menutupi aliran air keluar danau. Istilah danau juga digunakan untuk menggambarkan fenomena seperti Danau Eyre, di mana danau ini kering di banyak waktu dan hanya terisi pada saat musim hujan.
Banyak danau adalah buatan dan sengaja dibangun untuk penyediaan tenaga listrik-hidro, rekreasi (berenang, selancar angin, dll), persediaan air, dll. Finlandia dikenal sebagai "Tanah Seribu Danau" dan Minnesota dikenal sebagai "Tanah Sepuluh Ribu Danau". Great Lakes di Amerika Utara juga memiliki asal dari zaman es. Sekitar 60% danau dunia terletak di Kanada; ini dikarenakan sistem pengaliran kacau yang mendominasi negara ini. Di bulan ada wilayah gelap berbasal, mirip mare bulan tetapi lebih kecil, yang disebut lacus (dari bahasa Latin yang berarti "danau"). Mereka diperkirakan oleh para astronom sebagai danau.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu danau?
2.      Bagaimana struktur sebuah danau?
3.      Apa saja jenis dari danau?
4.      Apa jenis perekonomian yang terdapat di daerah sekitar danau?
5.      Apa faktor yang menyebabkan sebuah danau itu rusak?
6.      Bagaimana upaya penanggulangannya?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan danau
2.      Untuk mendeskripsikan struktur dari sebuah danau
3.      Untuk memaparkan apa saja jenis jenis dari danau yang ada
4.      Untuk menjelaskan jenis perekonomian yang dapat atau telah berkembang disuatu daerah sekitaran danau
5.      Untuk memaparkan apa sebenarnya faktor dari kerusakan sebuah danau
6.      Dan bagaimana upaya penanggulangan dari kerusakan tersebut


BAB II
ISI
A.    Definisi Danau
Danau adalah sejumlah air (tawar atau asin) yang terakumulasi di suatu tempat yang cukup luas, yang dapat terjadi karena mencairnya gletser, aliran sungai, atau karena adanya mata air. Biasanya danau dapat dipakai sebagai sarana rekreasi, dan olahraga.
Danau adalah cekungan besar di permukaan bumi yang digenangi oleh air bisa tawar ataupun asin yang seluruh cekungan tersebut dikelilingi oleh daratan. Kebanyakan danau adalah air tawar dan juga banyak berada di belahan bumi utara pada ketinggian yang lebih atas.
Danau adalah badan air yang dikellilingi daratan dan dkelompokkan sebagai salah satu jenis lahan basah. Danau digolongkan kedalam lahan basah alami bersama hutan mangrove, rawa gambut, rawa air tawar, padang lamun, dan terumbu karang. Perairan danau cenderung diam, karena itu dinamakan juga dengan perairan lentik. P.S. Welch (1952) menyatakan bahwa agar dapat dianggap danau, suatu badan air harus memiliki tepian yang tak bervegetasi.

B.     Jenis Jenis Danau
1.      Berdasarkan proses terbentuknya, danau dibedakan menjadi tujuh macam, yaitu sebagai berikut.:
a.        Danau Tektonik yaitu danau yang terjadi akibat adanya proses tektonik yang mengakibatkan dislokasi lapisan batuan, seperti lipatan, dan patahan. Pada bagian muka Bumi yang mengalami pemerosotan diisi oleh air. Contoh danau tektonik yang terdapat di Indonesia antara lain Danau Poso, Towuti, Singkarak, Tempe, dan Takengon.
b.       Danau Vulkanik yaitu jenis danau yang terletak pada bekas lubang kepundan (kawah) sebuah gunungapi, seperti Danau Kelimutu, Kerinci, Rinjani, Telaga Warna, dan Danau Batur.
c.       Danau Tekto-vulkanik merupakan jenis danau yang terbentuk dari gabungan proses tektonik dan vulkanik, misalnya Danau Toba.
d.      Danau Karst (Dolina) yaitu danau yang biasa dijumpai di wilayah berbatu gamping sebagai akibat pelarutan batu kapur yang membentuk cekungan-cekungan yang terisi air. Contoh danau di daerah Gunung Kidul , Yogyakarta.
e.       Danau Glasial yaitu jenis danau yang terbentuk akibat erosi oleh gletser. Jenis danau glasial banyak dijumpai di wilayah sekitar kawasan iklim kutub. Contoh danau glasial antara lain Danau Ontario, Danau Superior, Danau Mc. Kanzie, Danau Michigan, dan Danau St. Laurence di sekitar Amerika Serikat dan Kanada.
f.       Cirques yaitu danau yang airnya berasal dari pencairan es.Cirques banyak dijumpai di wilayah pegunungan tinggi yang sebagian tubuhnya tertutup massa es.
g.      Danau Buatan atau sering disebut Bendungan (Waduk) adalah danau yang secara sengaja dibuat oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan air pertanian, perikanan darat, air minum, dan lain sebagainya. Contoh : Waduk Jatiluhur di Jawa Barat.
2.      Berdasarkan kekayaan unsur haranya (nutrien), danau digolongkan sebagai berikut :
a.     Danau oligotrofik : danau yang memiliki konsentrasi kehidupan tumbuhannya rendah. Air danau biasanya jernih.
b.    Danau mesotrofik : danau yang airnya cukup jernih dan kandungan nutriennya sedang.
c.    Danau eutrofik : danau yang kaya akan nutrien sehingga tumbuhan tumbuh dengan baik dan kemungkinan terjadi ledakan populasi alga (alga bloom).
d.   Danau hipertrofik adalah danau yang telah mengalami pengayaan nutrien dalam tingkat yang sangat hebat. Air danau ini kurang jernih dan seringkali terjadi alga bloom.

C.    Ciri-Ciri Danau
a.        terbentuk secara alami
b.       airnya dalam
c.        terdapat tumbuhan air
d.       terdapat gelombang
e.        sumber air dari hujan/sungai
f.        ada sirkulasi air
g.       ukurannya luas

D.    Struktur Danau
Ada 4 macam struktur utama danau, antara lain :
a.        Struktur Fisik
Unsur-unsur danau yang melibatkan pergerakan air dan distribusi panas seringkali dgunakan untuk mendeskripsikan kondisi-kondisi offshore danau. Apabila ditinjau dari struktur cekungan dalam danau, ada dua zona kedalaman yang biasa disebutkan, yaitu zona litoral dan pelagic. Zona litoral membentang dari tepian tepat di atas pengaruh gelombang sampai kedalaman dimana cahaya nyaris tidak cukup bagi pertumbuhan tumbuhan air berakar. Pada danau-danau yang dalam, areal di luar pengaruh tepian atau dasar disebut sebagai zona limnetik. Bagian danau yang jauh dari daerah tepian secara garis besar dibagi menjadi dua berdasarkan tingkat cahaya.
Bagian yang memperoleh cukup cahaya disebut sebagai zona fotik. Zona tersebut membentang dari permuaan danau sampai kedalaman di mana cahaya kira-kira 1 % dari cahaya yang ada di permukaan. Zona afotik membentang di bawah zona litoral dan fotik sampai kedasar danau danau. Zona ini merupakan daerah konsumsi oksigen. Pada daerah-daerah bersuhu sedang, dapat ditemukan tiga zona vertikal danau ketika terjadi stratifikasi termal. Air dibagian atas yang lebih hangat dan bersirkulasi disebut epilimnion. Bagian tengah dimana terjadi laju perubahan suhu paling besar (termoklin) iakah metalimnion dan bagian paling dalam yang dingin dan sedikit sirkulasinya disebut hipolimnion.
b.      Struktur Kimiawi
Distribusi zat-zat kmiawi terutama nutrient dalam air danau merupakan unsure utama kedua struktur danau. Terkadang, nutrient tertumpuk pada daerah hipolimnion atau zona afotik, sementara epilimnion atau zona fotik kehabisan nutrient. Kedalaman dimana terjadi perubahan zat secara cepat disebut kemoklin. Kemoklin merupakan cirri tetap pada beberapa danau, tapi, stratifikasi biasanya lebih ditentukan oleh distribusi suhu dan kerapatan. Stratifikasi vertikal unsur-unsur kimiawi biasanya kecil pada ona litoral yang tercampur baik. Komponen vertical struktur kimiawi danau umumnya bersifat musiman dan bergantung pada keberadaan lapisan air yang terstabilisasi oleh kerapatana. Komponen horizontal dapat berlangsung sepanjang tahun dan dipengaruhi oleh tepian danau.

c.       Struktur Bologis
Unsur utama ketiga struktur danau adalah struktur biologis. Sebagian organisme hidup berpndah-pindah zona danau selaa hidupnya, akan tetapi sebagian besar dapat diklasifikasikan berdasarkan habitatnya yang paling penting. Organisme yang hidup didanau meliputi plankton, fungi, virus, nekton, neuston (hidup di permukaan air), pleuston (mengapung dan terombang ambing oleh air), makrofit akuatik, perifiton, alga yang melekat, bentos, epibentos, infauna dan psammon (hidup di pasir). Selain itu ada pula yang disebut aufwuchs, yaitu keseluruhan komunitas organisme mikroskopik melekat yang terdiri atas alga, bakteri, fungi, protozoa, dan metazoan kecil.
d.      Struktur Watershed
Watershed sama pentingnya dengan unsure-unsur fisik, kimiawi, dan biologis suatu danau. Ukuran, kemiringan, komposisi geologis, dan iklim cekungan drainage suatu danau mempengaruhi identitas dan kuantitas mineral-mineral yang terlarut dalam danau dan sedimen-sedimen yang menumpuk di situ. Perbandingan ukuran area drainage dengan luas permukaan sangatlah penting pada banyak danau karena danau yang area drainage lebih besar biasanya memilliki tingkat kesuburan yang lebih tinggi.
Iklim umum watershed mempengaruhi tanspor sedimen dan nutrient. Misalnya saja pola hujan suatu daerah mempengaruhi erosi dan kemudahan pergerakan sedimen dari watershed ke danau. Misalnya saja pada nitrogen. Nitrogen dalam bentuk nitrat sangat terlarut mudah ditranspor oleh air jernih maupun berlumpur. Nitrat paling mudah berpindah dari tanah ke air di zona-zona beriklim sedang yang tinggi curah hujannya. Selain itu, iklim juga mempengaruhi ada tidaknya aliran keluar. Danau-danau air tawar tanpa aliran keluar biasanya akan menjadi danau garam melalui evaporasi, dan bahkan bisa mongering sepenuhnya.
Selain sumber-sumber lamiah zat-zat kimiawi dari sedimen atau erosi dan penggelontoran watershed, adapula sumber-sumber dari pertanian, hutan, dan perkotaan. Sumber-sumber tersebut tak hanya morfometri cekungan danau, melainkan jjuga memodifikasi lingkungan kimiawi danau. Danau yang terletak di dataran tinggi dan rendah berbeda dalam beberapa hal. Umumnya, danau di dataran rendah lebih tenang, tidak begitu berbatu-batu atau lebih banyak mengandung endapan, dasarnya tidak begitu curam, dan biasanya lebih banyak mengandung tumbuhan.

E.     Manfaat Danau
Manfaat danau diantaranya :
a.        Sumber energy pembangkit tenaga listrik
b.       Sebagai sarana transportasi dan rekreasi
c.       Sebagai tempat penyaluran Hobby (memancing)
d.      Tempat budidaya ikan, udang dan kepiting
e.        Sumber air minum bagi makhluk hidup
f.       Sumber air bagi pengairan sawah
g.      Sebagai tempat olahraga, dan
h.      Sebagai tenpat riset dan penelitian
Danau memiliki fungsi ekonomi yang sagat penting. Salah satu fungsi tersebut ialah perikanan , baik budidaya maupun perikanan tangkap. Selain itu, danau juga memiliki fungsi jika ditinjau dari sisi tata air (antara lain mencegah kekeringan dan banjir) dan dalam kaitannya dengan penyediaan air bersih, baik untuk minum, irigasi, maupun industri. Dengan demikian, danau memiliki fungsi sebagai penyangga kehidupan. Jika ditinjau dari segi ekosistem, danau merupakan tempat hidup berbagai organisme, termasuk bersifat endemik, mulai dari ikan hingga burung air. Tidak hanya penting bagi plasma nutfah dan konservasi alam, danau juga dapat dijadikan sebagai tempat wisata. Pemanfaatan danau sebagai objek wisata dapat memicu ekonomi masyarakat sekitar. Akan tetapi, pemanfaatan danau sebaiknya dilaksanakan dengan pengelolaan yang baik dan terkendali. Hal ini harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada danau

F.     Jenis Perekonomian di Daerah Sekitar Danau
a.       Pariwisata
Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan unuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Pariwisata sering disebut dengan industry jasa.
Contoh dari pariwisata adalah :
1.      Perhotelan
2.      Jasa travel
3.      Guide perjalanan

b.      Kuliner
Kuliner adalah suatu bagian hidup yang erat kaitannya dengan konsumsi makanan sehari hari. Yang dimaksudkan dengan kuliner pada poin ini adalah makanan yang menjadi cirri khas pada daerah tersebut. Karena ketika berpariwisata, para turis akan mencari sesuatu yang beda dari tempat lainnya, termasuk dalam bidang kuliner.
c.       Perikanan
Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya hayati perairan. Perikanan tersebut adalah pembudidayaan ikan yang dilakukan di danau dan hasilnya dapat meningkatkan perekonomian di daerah tersebut.
G.    Faktor Kerusakan Danau
Indonesia merupakan negara yang bukan hanya  mempunyai kekayaan alam  yang kaya tapi juga mempunyai pemandangan alam yang indah yang bisa dijadikan objek wisata salah satunya danau.  Banyak sekali danau-danau  yang terdapat di Indonesia, diperkirakan jumlah danau di Indonesia sebanyak 840 danau besar dan 735 danau kecil (situ) maka hati saya sangat miris sekali ketika mengetahui ada 15 danau di Indonesia  yang saat ini dalam kondisi kritis bahkan ada satu danau yaitu danau Wanagon (Papua)  benar-benar sudah hilang setelah membaca artikel VOA tanggal 17 Juni 2012 yang berjudul Aktivis desak Pemerintah lebih serius tangani danau kritis di indonesia.
Setelah ada kerusakan danau yang parah, pemerintah Indonesia baru disibukkan dengan aksi penyelamatan danau,  seperti proses penyelamatan Danau Rawa Pening, yang baru membentuk gerakan penyelamatan pada tahun 2011 yang lalu.  Dan juga untuk menyelematkan ke 15 danau yang rusak tersebut memerlukan biaya yang sangat mahal yaitu bisa sampai triliunan rupiah.
Berdasarkan data Kementrian Negara Lingkungan Hidup ( 2009 ), terdapat sembilan danau yang kondisinya kritis dan memerlukan prioritas penanganan tapi ternyata sekarang danau yang kondisinya kritis itu meningkat menjadi 15 danau yang berarti danau yang kritis bertambah  sebanyak 6 danau.  Sementara kondisi danau-danau yang lain banyak yang sudah tercemar oleh berbagai limbah, mulai dari limbah rumah tangga, enceng gondok, sisa pakan ikan, hingga limbah organik.
Faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan danau antara lain:
1.      Kerusakan lingkungan dan erosi lahan yang disebabkan oleh penebangan hutan dan pengolahan lahan yang tidak benar, sehingga menimbulkan erosi dan sedimentasi dan menyebabkan pendangkalan serta penyempitan danau.
2.       Pembuangan limbah penduduk, industri, pertambangan dan pertanian yang menyebabkan pencemaran air danau.
3.      Penangkapan ikan dengan cara yang merusak sumber daya (overfishing).
4.      Pembudidayaan ikan dengan keramba jaring apung yang tidak terkendali sehingga berpotensi pembuangan limbah pakan ikan dan pencemaran air.
5.      Pengambilan air danau sebagai air baku ataupun sebagai tenaga air (PLTA) yang kurang memperhitungkan keseimbangan hidrologi danau sehingga mengubah karakteristik permukaan air danau dan sempadan danau.

Kerusakan danau yang terjadi antara lain adalah sebagai berikut:
1.      Pendangkalan dan penyempitan danau, yang telah merusak ekosistem danau bertipe paparan banjir.
2.      Pencemaran kualitas air danau yang menggangu pertumbuhan biota akuatik dan pemanfaatan air danau. Bila terjadi bencana arus balik (overturn) bahan pencemaran dari dasar danau terangkat ke permukaan air.
3.      Kehilangan keanekaragaman hayati (biodiversity).
4.      Pertumbuhan gulma air sebagai akibat pencemaran limbah organik dan zat hara (unsur Nitrogen dan Phosphor).
5.      Pertumbuhan alga atau marak alga (algae bloom) yang disebabkan proses penyuburan air danau akibat pencemaran limbah organik dan zat penyubur.
6.      Perubahan fluktuasi muka air danau, yang disebabkan oleh kerusakan DAS dan DTA serta pengambilan air dan tenaga air, sehingga mengganggu keseimbangan ekologis daerah sempadan danau.
Dari faktor-faktor penyebab kerusakan danau di atas, diakibatkan beberapa hal sebagai berikut:
1.      Sebagian besar akibat dari kesalahan manusia yang begitu serakah yang tidak memperdulikan kelestarian lingkungan hidup demi mendapatkan keuntungan atau kekayaan pribadi.
2.      Masyarakat Indonesia yang tinggal di sekitar danau kebanyakan kurang perduli dengan masalah lingkungan hidup karena mereka menganggap itu bukan tanggung jawab mereka tetapi tanggung jawab pemerintah dalam hal memelihara lingkungan hidup karena mereka menganggap itu bukan tanggung jawab mereka tetapi tanggung jawab pemerintah dalam hal memelihara lingkungan hidup.
3.      Eksploitasi sumber daya danau yang berlebihan yang dilakukan masyarakat di sekitar danau sehingga tidak memperhatikan lagi keselamatan danau.
4.      Masyarakat Indonesia yang tinggal di sekitar danau kurang mengetahui dampak kerusakan danau bagi lingkungan hidup dan juga perekonomian atau kesejahateraan mereka sendiri.
5.      Belum optimalnya pemerintah melalui Instansi yang terkait dalam hal pengawasan dan pemeliharaan danau-danau tersebut.
6.      Kurangnya kerja sama antara pemerintah pusat dengan pemerintah provinsi atau daerah dimana danau-danau tersebut berada untuk memelihara, mengawasi danau-danau tersebut.
Pemerintah dan masyarakat Indonesia hendaknya belajar dari kesalahan ini sehingga danau-danau Indonesia yang belum rusak hendaknya tetap dipelihara, diawasi, dijaga kelestariannya dan dilindungi jangan sampai rusak dan hilang danau-danau tersebut seperti ke-15 danau yang sedang diupayakan penyelamatannya ini, karena danau-danau tersebut merupakan kekayaan alam yang sangat mahal bagi negara kita.
H.    Upaya Pelestarian Danau
a.       Jangan membuang sampah dan limbah sembarangan
b.      Jangan jadikan danau sebagai toilet raksasa
c.        Batasi budidaya keramba apung
d.       Batasi kuota penangkapan ikan
e.        Batasi daerah pemancingan
f.        Batasi yang lalu lalang diatas air danau
g.      Jagalah hutan disekitar danau dan tidak ditebang
h.      Gunakan air danau yang tidak berlebihan
i.        Membuat festival budaya dalam upaya pelestarian danau


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Danau adalah badan air yang dikellilingi daratan dan dkelompokkan sebagai salah satu jenis lahan basah. Danau sangat dipengaruhi oleh beberapa struktur didalamnya, antara lain ialah struktur fisika, kimiawi, biologis dan struktur watershed.
Beradasarkan proses terjadinya, danau dibedakan menjadi Danau Vulkanis, Danau Tektonik, Danau Glasier, Danau Tapal Kuda, dan Danau Karst. Berdasarkan kekayaan nutriennya, danau dapat digolongkan menjadi oligotrofik, mesotrofik, eutrofik dan hipertrofik.
Danau memiliki fungsi ekonomi yang sagat penting. Salah satu fungsi tersebut ialah perikanan, baik budidaya maupun perikanan tangkap. Selain itu, danau juga memiliki fungsi jika ditinjau dari sisi tata air (antara lain mencegah kekeringan dan banjir) dan dalam kaitannya dengan penyediaan air bersih, baik untuk minum, irigasi, maupun industri dan dapat pula dijadikan sebagai objek wisata.






DAFTAR PUSTAKA
Harmanto,Gatot.2011.Geografi Bilingual : untuk SMA/MA kelas X. Bandung:YRAMA WIDYA
Waluya,Bagja.2009.Memahami Geografi 1 SMA/MA: Untuk Kelas X Semester 1 dan . Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Drs.H.Suparmin,M.Pd.2013.Geografi : SMA/MA: Untuk Kelas X semester 2. Surakarta : Suara Media Sejahtera
http://id.wikipedia.org/wiki/Danau
http://isafila.blogspot.com/2013/01/hidrosfer-bagian-b_1.html
http://www.voaindonesia.com/content/aktivis-desak-pemerintah-lebih-serius-tangani-danau-kritis-di-indonesia/1212091.html
http://www.beritasatu.com/nasional/54302-kondisi-danau-danau-di-indonesia-rusak-parah.html
http://menyelamatkandanaulimboto.wordpress.com/pedoman-pengelolaan-ekosistem-danau-2/3-permasalahan/
http://eksposnews.com/view/2/33873/Pemeliharaan-Danau-di-Indonesia-Butuh-Dana-Besar.html
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20120605014942AAfVHat
http://organisasi.org/definisi-pengertian-danau-macam-jenis-fungsi-danau-di-indonesia-belajar-geografi